Wednesday 25 February 2015

KISAH CINTA FATTAN

KISA CINTA FATTAN










Fattan adalah seorang pemuda dari keluarga sederhana, berparas tampan dan lemah lembut. Dia berhasil memasuki sekolah tingkat atas yang tergolong elite dengan beasiswa. Kini Dia duduk di kelas 2 SMA jurusan IPA bersama teman dekatnya yaitu Oka seorang pemuda dari keluarga ekonomi menengah atas. Kelas 2 melukiskan warna dalam hidupnya karena di masa inilah cerita cinta pertama menghampiri lembaran hari-hari yang Dia lewati.

Awalnya Fattan tak menduga merasakan hal yang teman-teman seumurannya rasakan apalagi kalau bukan cinta, perasaan yang pertama kali Dia rasakan dalam hidupnya. Pertemuan dengan Dinda, anak terpopuler serta primadona di sekolah telah membuat hidupnya berwarna.

Perkenalannya dengan Dinda bermula saat pelajaran olah raga lari jarak jauh yang berjarak ± 10 KM melewati rute yang sudah ditentukan guru olah raga. Saat itu, Dia berlari jauh dari ketiga temannya seperti Oka, Efri dan Dino.
Tak disangka di tengah-tengah perjalanan Dia dikejutkan dengan suara teman satu kelasnya Dinda yang berteriak meminta tolong. Dia menghampiri Dinda yang terjatuh karena terserempet mobil Kijang Innova berkecepatan tinggi. Melihat itu, Dia mencoba mencari pertolongan.
“tolong… tolong!” teriak Fattan panik.

Orang-orang di sekitar tempat kejadian menghampiri Mereka dan mencarikan kendaraan untuk mengantar mereka ke sekolah. Fattan dan Dinda menaiki mobil pick up milik warga untuk kembali ke sekolah mereka.

Sesampainya di sekolah, Pak Beno guru olah raga beserta teman lainnya membawa Dinda ke UKS karena luka yang diderita tak begitu parah hanya lecet-lecet saja. Setelah luka Dinda selesai diobati, Fattan meminta izin untuk meninggalkannya di UKS. Dia merasa canggung berada di sekitar cewek-cewek populer.
“Din.. gue keluar dulu ya? Mau ganti pakaian, gue harap Lu bisa cepet sembuh” ucap Fattan gugup sebelum meninggalkan Dinda.
“iya nggak apa-apa kok. thanks ya, tadi dah nolongin gue.” Balas Dinda seraya tersenyum menatap Fattan.
Mendengar itu, teman-teman Dinda meledeknya dengan berbagai kata salah satunya yang selalu Dia ingat.
“ciye… ciye… perhatian banget sich? Jangan-jangan ada cinta dalam hati. Siapa tahu kalian berdua bisa pacaran kan cinta datang dari mana saja dan kapan saja” ledek Septi teman dekat Dinda yang merupakan bagian dari genk populer.
“Lu, bisa aja Sep. Kan gue Cuma nolongin Dinda aja, masa iya sampe segitunya.” Kata Fattan tersipu malu mendengarnya.
“iya nih, Septi lebay banget.” Balas Dinda.
“gue nggak lebay kok, emang bener dari tatap mata kalian ada yang aneh. Seperti ada rahasia rasa yang tersimpan.” Ucap Septi meyakinkan Fattan dan Dinda.
“udah… udah, nggak usah ngaco lagi Sep, kasihan tuh Fattan yang nggak jadi keluar-keluar.” Sahut Ikhda yang sedang asik memainkan handphonenya.

Semenjak kejadian itu, Dinda sering mengajak Fattan bermain ke rumahnya dan selalu berkomunikasi baik melalui handphone atau jejaring sosial lainnya. Kedekatan inilah yang membawa Fattan merasakan perasaan yang selayaknya anak muda rasakan apalagi kalau bukan cinta. Dia mulai merasakan hal yang berbeda dalam diri dan hatinya bahkan tiap detik bayangan Dinda hadir menghantuinya.
“kenapa ya? Kalau dideket Dinda, gue selalu ngrasa ada yang mengganjal, apa ini yang dibilang cinta” gerutunya dalam hati sambil berbaring di tempat tidur.
“oh inikah cinta, rasanya cinta terasa bahagia saat jumpa dengan dirinya.” Spontan Fattan menyanyikan sedikit lirik lagu.

Suatu pagi Fattan menemui Oka, Dia berniat curhat tentang perasaan yang semakin hari makin menyiksa diri. Ditemuinya Oka di ruang perpustakaan, disana Fattan memulai ceritanya dari awal sampai akhir.
Tanpa diduga ternyata Oka memberi semangat serta meyakinkan Fattan agar Dia berani mengungkapkan itu semua pada Dinda. Akhirnya Fattan memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya pada Dinda di lapangan basket setelah pulang ekstrakurikuler.

Fattan mengirimkan pesan singkat melalui HP ke Dinda yang berisi Dia ingin bertemu dengannya nanti sore di lapangan basket sepulang ekstrakurikuler. Tak terasa waktu yang dinanti pun tiba, pikiran Fattan menjadi kacau balau jantungnya berdegub tak beraturan menanti kedatangan Dinda. Dia dikejutkan suara lembut dari belakangnya yaitu suara Dinda.
“bengong aja. Maaf, lama tadi ada urusan bentar. Btw Lu mau ngomong apa sich? Kelihatannya serius banget?” sapa Dinda berdiri di dekatnya.
“ya gak apa-apa telat bentar ini. Gue emang mau ngomong serius bahkan lebih dari serius” ucap Fattan sedikit bergurau.
“ya udah ngomong aja gue dengerin kok” balas dinda jadi penasaran.
Spontan Fattan memegang tangan Dinda, Dia mulai mengatur nafas untuk memulai pembicaraannya.
“Din… gue mungkin salah memiliki rasa ini dan gue bukanlah sosok sempurna seperti yang Lu inginkan tapi rasa ini bila dipendam semakin menyiksa diri. Hari ini disini gue mau jujur tentang perasaan ini. Lu, mau nggak jadi penguasa hati gue sekaligus pacar pertama?” ungkap Fattan penuh kesungguhan dan harap cintanya bisa terbalas.
“Tan… cinta itu terlahir untuk siapa saja tanpa kecuali. Cinta mengalir tanpa kita duga. Jujur selama ini gue juga memendam rasa yang sama buat Lu. gue juga ingin Lu jadi pacar pertamaku” ungkap dinda berseri-seri.

Sejak saat itu, Fattan dan Dinda resmi berpacaran namun hubungan mereka berjalan rahasia (back Street) tanpa ada satu pun orangtua mereka tahu.

Hari terus berganti, kisah demi kisah terangkai mengisi perjalanan cinta mereka. Hubungan cinta mereka telah berjalan 8 bulan sampai akhirnya mereka  lulus SMA

No comments:

Post a Comment